Oleh: Adi Suparman
Kebahagiaan, setiap orang mempunyai interpretasi tersendiri untuk mendefinisikan kata ini. Tak peduli apakah ia muda, tua, wanita, pria, semua berusaha dengan keras mengorbankan apapun untuk meraih satu kata yang memiliki makna yang sangat berarti itu. Namun mengapa tak jarang usaha yang dilakukan tidak juga kunjung membuahkan hasil? Yang ada malah kelelahan yang tak berujung, pengorbanan yang sia-sia, waktu yang terbuang percuma karena untuk menghirup bau dari kebahagian saja demikian sulitnya. Padahal di dalam Al- Quran dengan jelas memaparkan bahwa manusia adalah makhluk yang diciptakan dengan kesempurnaan. Ketika dilahirkan ke dunia ini manusia dilengkapi dengan potensi yang sangat besar dengan jumlahnya begitu banyak. Bukan kah sebagai ciptaan yang paling sempurna itu manusia seharusnya memiliki kehidupan yang lebih hebat, lebih sukses dalam segala hal baik karier, finansial, keluarga, kesehatan dan hubungan dengan orang lain? Mengapa kebahagian yang dicari tak juga kunjung datang? Semua itu disebabkan karena manusia telah melupakan fitrahnya, yang selalu terfokus pada semua hal yang kita tuju. Yang selalu bahagia, yang selalu ikhlas dan berprasangka baik terhadap yang lain. Yang selalu bersyukur terhdapa apa yang didapatkannya. Sayangnya manusia membiarkan lingkungan telah membutakan mata dan hati mereka. Manusia cenderung mempercayai bahwa hidup susah dan penuh penderitaan, rezeki itu susah dan selalu tidak cukup, percaya bahwa di luar sana lebih banyak orang jahat daripada orang baik, hidup itu seperrti “judi” dan kita lebih sering kalah, dan yang paling parah, menganggap ikhlas itu susah dan sangat sulit untuk dilakukan. So How? Ibarat Komputer, diri manusia terdiri dari beberapa perangkat penting. Otak sebagai hardware, pikiran dan perasaan sebagai software, sementara hati nurani adalah operating system. Seperti komputer yang rentan terhadap virus, perangkat-perangkat dalam manusia pun harus diupgrade. Karena virus yang berupa ketakutan, kesedihan, keputus-asaan, kemarahan, kekurangan, kekecewaan dan ketidakpercayaan dapat menyerang kapan saja. Melihat lebih jauh ke dalam software yaitu pikiran dan perasaan, dua perangkat inilah yang merupakan magnet yang menarik segala sesuatu dan membawanya ke dalam kehidupan kita. Segala sesuatu di sini adalah semua hal yang terlintas di pikiran dan perasaan kita. Ia tak peduli apakah itu hal yang kita inginkan ataukah kita tidak sukai mapun kita hindari. Maka hendaknya lah kita memperhatikan semua hal yang kita pikirkan termasuk semua kata yang terucap. Jadi, pikirkanlah hanya yang benar – benar kita inginkan Namun mengapa keinginan kita berbeda dengan yang kita dapatkan? Ternyata semua itu karena dalam diri kita masih terdapat kecenderungan untuk berfokus pada hal-hal yang tidak kita inginkan. Berhentiah mengeluh dan berfokuslah hanya kepada semua yang kita inginkan. Jika ingin kaya, maka berfokuslah pada keberlimpahan. Jika ingin sembuh, berfokuslah pada kesehatan. Memang tidak mudah untuk mengubah kebiasaan tersebut. Namun tidak berarti tak ada jalan keluar. Buku yang tercetak dengan tinta hijau ini memperkenalkan teknologi Ikhlas. Tuntunan yang akan membawa kita mengenal lebih jauh tentang jati diri kita sendiri. Bagaimana meraih tingkat keikhlasan? Melalui sebuah alat yang disebut sebagai Elektro- Ensefalogram (EEG), terdeteksi 4 gelombang otak. Salah satunya adalah Aplha. Gelombang ini dideteksi pada orang yang sedang rileks, merenung ataupun berkhayal. Gelombang otak ini memudahkan kita untuk menciptakan rasa ikhlas di hati. Semakin mudah masuk ke gelombang Alpha, maka semakin mudah pula hidup kita. Baikdari urusan bisnis, karier, percepatan proses belajar, penyembuhan diri sendiri, ataupun hubungan dengan orang lain. Tentu saja yang paling utama adalah memudahkan kita untuk berdoa dan berdzikir. Gelombang otak ini pula yang membuka pintu masuk ke alam bawah sadar. Diungkapkan di banyak buku, alam bawah sadar memiliki kekuatan yang jauh lebih besar yaitu sekitar 88 % dibanding dengan alam sadar kita yang hanya sebesar 12 %. Alam bawah sadarlah yang memiliki peranan penting. Alam bawah sadarlah yang sebenarnya mengendalikan hidup kita. Apa yang kita tanamkan di alam bawa sadar itulah yang nantinya akan kita tuai dalam kehidupannnya nyata. Sayangnya, lebih banyak orang yang membiarkan otaknya memancarkan gelombang betha (alam sadar) yang membuatnya tak jarang merasakan rasa cemas, was-was, khawatir, bahkan stress. Hal itu juga disebabkan karena tidak seimbangnya kerja antara dua belahan otak pada neo-cortex. Otak kiri mendapat bagian untuk berpikir analitis dan logis sedangkan otak kanan melingkupi kemampuan spasial, melukis, bermusik. Kerja otak kiri dan otak kanan berbeda pada setiap orang. Ada yang didominasi oleh otak kirinya atau yang menonjol adalah otak kanannya.Dan tak jarang jika seseorang menonjolkan salah satu bagian otaknya, maka belahan otak yang lain pun terabaikan Tak heran mengapa perasaan negatif, prasangka buruk selalu muncul dipermukaan. Sehingga menyeimbangkan kedua fungsi otak menjadi sesuatu yang seharusnya dilakukan oleh setiap orang. Dengan bantuan CD digital Player yang disisipkan pada buku ini, menggeser gelombang otak betha menuju alpha akan terasa sangat mudah. Ketika alam sadar dan bawah sadar menjadi sinkron, meraih apapun yang kita inginkan bukan lagi menjadi angan –angan semata karena pikiran , perasaan dan perbuatan telah selaras dan seirama. Membuat rasa ikhlas tidak lagi menjadi sesuatu yang sulit untuk diraih. Dengan mencapai keihklasan, hijab antara kita dengan Sang Pencipta tidak akan terasa lagi. ** Sebelum selesai melahap buku ini, perdebatan demi perdebatan tentang peran pikiran dan perasaan tak pernah berhenti. Namun setelah semua selesai akhirnya saya bisa mengerti pendapat-pendapat yang dikemukan oleh teman saya. Maklum saja saat itu saya baru saja selesai membaca buku Rhonda Byrne, The Secret. Kendala membaca buku ini hanya satu, digital prayer-alphamatic brainwavenya harus ikut. Setelah berkali kali nyoba, akhirnya bisa saya dengar dari HP. Terima kasih mbak Ephie. Walau masih ada yang mengganjal mengenai pembahasan Erbe Sentanu mengenai peran jantung. Saya masih belum bisa terima. Karena jantung tidak lain hanya organ. Tidak sama sekali berhubungan dengan alam bawah sadar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar