Setiap saya mengikuti pelatihan diluar negeri, baik NLP maupun lainnya seperti Trance Camp-nya Stephen Gilligan tahun 2006 lalu, umumnya mereka (baca: si bule he..he..) selalu menyediakan kertas-kertas karton kosong yang ditempel di dinding tempat pelatihan berlangsung. Awalnya saya bertanya bingung: “Buat apa ya?” walau sudah dijelaskan oleh pihak penyelenggara pelatihan, saya tetap saja bingung.
Tahu mengapa saya bingung? Gampang, karena kemampuan bahasa Inggris saya yang payah hi..hi.. Saya mah modalnya nekat aja kalo belajar ke luar negeri, walau bahasa Inggris-nya pas-pasan euy. Kan, ada bahasa monyet? Tapi, biarin deh bahasa Inggris saya payah, yang penting kan saya lulusan luar negeri, gayalah gitu! Makanya saya nggak pernah ambil ijazahnya, maluuu luu…lu… Kacau ya! Kadang heran, klien kok masih mau ngundang aja he..he.. bercanda nih, bercanda… Tetap ngundang ya…
Abis gimana? Kalo saya hanya lulus NLP lokal, bayarannya murah he..he.. Tapi, kalo lulusan luar negeri, fee pembicara jadi mahal, asyik kan? Ya, begitulah bangsa ini. Umumnya, kita lebih menghargai barang dari luar dibandingkan dari dalam negeri yang menurut pengalaman saya sangatlah luar biasa. Budaya-budaya daerah kita sungguhlah harta karun yang tidak ternilai, jika kita bisa menggalinya dengan benar. Banyak sekali ilmu NLP yang saya dapatkan saat menggali budaya-budaya daerah. Khususnya ilmu-ilmu terapi khas budaya Indonesia. Tapi ya sudahlah… Kita kembali ke laptop…
Nah, akhirnya setelah setengah hari pelatihan berlangsung saya baru tahu bahwa kertas karton kosong tadi untuk dicorat-coret, bahasa asingnya Graffitti ya??? Pokoknya boleh corat-coret apa saja sesuka hati dan warna-warni juga sesuka hati kita. Ehm, mulailah jahilnya saya muncul, maklum wong deso… Sayapun ikut-ikutan, kadang lebih gila dan aneh, bukan menurut gurunya, tapi menurut saya sendiri he..he.. Wah, setengah mati saya kagetnya, sore hari setelah pelatihan selesai, team trainer terlihat sering diskusi di depan corat-coret tersebut. Dalam hati saya pikir, akan dibacain nih besoknya. Lho, ternyata tidak tuh. Makin penasaranlah saya. Terus saja saya amati dan saya pelajari apa yang mereka lakukan. Sampai suatu saat saya tahu bahwa itu adalah salah satu sarana dalam berkomunikasi yakni Unconscious Signal.
Sesampai di Indonesia, mulailah saya tiru “pelajaran corat-coret” yang saya dapatkan tersebut ke kelas-kelas pelatihan yang saya lakukan. Setelah uji coba beberapa kelas pelatihan yang saya lakukan, barulah saya paham bahwa Corat-coret adalah salah satu cara alami bagaimana Unconscious peserta mengirimkan pesannya melalui sinyal-sinyal dalam hal ini adalah gambar yang berwarna-warni. Dengan demikian, jika saya mengerti maksud pesan tersebut, maka akan sangat membantu saya menyiapkan materi, ide baru ataupun tambahan penjelasan untuk materi pelatihan esok harinya tanpa banyak melakukan dialog kata-kata yang maknanya sangat terbatas ini.
Melalui media website: PortalNLP ini, saya hanyalah ingin berbagi bukanlah mengajari atau menggurui. Karena pasti banyak trainer yang sudah menggunakan cara ini, saya hanya ingin berbagi saja dari sisi lainnya yang mungkin bermanfaat sebagai pelengkap. Siapa tahu bisa menambah kasanah dan siapa tahu bisa juga berguna untuk orang lain. Kalaupun ada yang mengatakan: “Ah, ini kan biasa dan sederhana”. Ya, saya setuju karena memang benar hal ini biasa dan sederhana. Baiklah, berikut ini teknis persiapan, bahan-bahan yang diperlukan juga bagaimana memanfaat pesan Corat-coret ini.
Bahan yang diperlukan:
1. Kertas karton Manila ukuran setengah plano atau seukuran kertas flipchart, sejumlah berapa hari pelatihan yang Anda buat. Misalnya Anda membuat 3 hari pelatihan, berarti Anda siapkan 3 lembar kertas karton Manila.
2. Plakban kertas yang besar dibuat menyerupai plakban Double Tape agar dapat merekatkan sisi belakang karton dan dinding ruang tempat pelatihan. Sebaiknya hanya gunakan plakban kertas karena mudah menempel ke dinding jenis apapun dan aman saat dilepas kembali karena lem plakban kertas tidak merusak dinding.
3. Pensil krayon warna-warni dan meja kecil (jika perlu) untuk meletakkan krayon tersebut.
Tempat menempel karton Corat-coret:
Cari tempat yang cukup mudah dijangkau oleh peserta. Baik juga ditempat dekat pintu keluar masuk atau disamping kiri kanan dari peserta. Atau tempat yang menurut intuisi Anda adalah tempat yang tepat. Ikuti saja hati Anda.
Nah, yang menarik adalah bagaimana membaca Corat-coret ini dengan menggunakan bahasa Unconscious juga:
1. Masuk ke kondisi Hening, hanya hening saja. Gak usah mikir, gitu lho! Serius amat! He..he..
2. Lalu, serap saja secara visual tanpa bertanya apa maksud dari corat-coret tersebut. Amati rasa, dialog atau gambaran yang muncul dalam diri Anda, amati saja tanpa menilai apapun.
3. Setelah beberapa saat, endapkan dan biarkan Unconscious Anda yang memprosesnya dan mengartikannya dalam bahasa alam bawah sadar Anda sendiri.
4. Umumnya dari pengalaman saya selama ini, ada saja situasi seperti “POP UP” atau “AHA” atau gaya Melayu “OOOH” ini maksudnya. Sungguh sangat seru…
Bagaimana memanfaatkan Corat-coret ini?
Setelah kelas selesai pada sore atau malam hari, berdolah sejenak dan setelah itu baru tanyakan saja ke Unconscious Anda dengan dialog hormat dalam hati: “Apa maksud pesan dari peserta hari ini dan mohon bantuan untuk menyiapkan bahan pelatihan yang diperlukan oleh peserta untuk esok hari”. Tidak perlu menunggu jawaban seperti kita ngobrol he..he… biarkan dan endapkan saja prosesnya. Percayalah, besok paginya, mungkin siangnya atau kapan saja Anda akan mendapat ide atau masukan apa yang sebaiknya Anda lakukan untuk hari itu atau saat itu. Unconscious Anda, Alam Bawah Sadar Anda, Hati Anda, Qolbu Anda, Diri Anda atau apapun namanya, tahu kok yang terbaik untuk Anda. Karena yang tahu apa yang terbaik untuk Anda adalah Diri Anda Sendiri, bukan?
Catatan: Jangan juga menganggap Corat-coret sebagai satu-satunya fakta kebenaran, ini adalah salah satu feedback (umpan balik) saja dari para peserta pelatihan dalam bahasa sinyal atau dalam bahasa awam dikenal dengan istilah “pesan terselubung”. Umpan balik lainnya yang dapat Anda pelajari juga adalah pakaian yang dikenakan peserta, cara duduk, cara merespon atau apa saja karena informasi bahasa tubuh sangatlah berguna dan berpengaruh sangat besar dalam berkomunikasi yakni 55%.
Terakhir, jangan lupa untuk mendokumentasikan semua lembar Corat-coret ini. Boleh dengan menyimpan semua lembaran yang ada atau saya biasanya menawarkan peserta untuk membawa pulang lembar yang diinginkan dan saya dokmentasikan dengan memotret menggunakan kamera digital untuk disimpan sebagai file JPG di komputer atau CD.
Selamat menikmati berbicara dengan bahasa sinyal Unconscious…
Krishnamurti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar