Selasa, 03 Agustus 2010

Liputan Khas “ Mengapa Saya Sulit Bahagia “

MAJALAH FEMINA
(SEPTEMBER 2007)



Anda Sudah Memiliki segalanya,tapi masih juga tak bahagia.Makin Di Kejar,Kenapa Kebahagiaan justru makin sulit di raih?
.....

Farida Alamsyah (39) adalah orang penting di sebuah bank swasta di Singapura.Namun jabatan bergengsi dan insentif istemewa itu harus dibayarnya dengan jam kerja panjang serta tingkat stress sangat tinggi,karena pekerjaaan berhubungan dengan naik –turunnya nilai mata uang di seluruh dunia.Ia bahkan tak punya energy lagi untuk menjalani aktifitas sehari-hari.Jabatan dan penghasilannya yang di dambakan banyak orang itu ternyata tetap tak mampu membuatnya bahagia.

BAGAI GELEMBUNG SABUN

Ilustrasi di atas adalah pengalaman kehidupan Farida beberapa tahun lalu.Di usianya yang masih produktif,34 tahun.Akhirnya ia memutuskan meninggalkan kariernya,untuk kemudian mengejar kebahagiaan hidup sebagai instruktur yoga.

“Keputusan itu tidak saya ambil tiba-tiba.Saat ketidak bahagiaan itu muncul,saya mencoba mencari solusinya.kebetulan saya membaca the art of living,yang salah satunya mengajarkan yoga,”papar Farida,yang menolak mencari pekerjaan baru,karena tetap akan mendapatkan stress dalam bentuk yang berbeda.

Sebelum memutuskan berhenti bekerja,selama beberapa waktu ia sempat mempraktikan yoga setiap pagi sebelum brangkat ke kantor.Ia memang mendapatkan energy baru,namun hanya sementara.Energi itu langsung menguap lagi dengan mudah ketika memasuki kantor.

“Hal itulah yang membuat saya memutuskan berhenti bekerja.Teman-teman banyak yang menyayangkan keputusan itu,tetapi saya memilih mendengarkan suara hati,”ungkap farida,yang awalnya tak terpikir untuk mengajar yoga.Setelah berhenti bekerja,secara khusus ia mempelajari yoga di india dan Kanada agar bisa mendapatkan ilmu yoga yang benar,untuk kemudian di praktekan sehari-hari.

“Kata hati memang hal yang jarang didengar saat ini,”demikian pendapat Erbe Sentanu yang akrab di sapa Nunu,Spiritual Motivator,pendiri Katahati Institute,yang memopulerkan Teknologi Quantum Ikhlas untuk mengatasi berbagai masalah klien-kliennya.Kebanyakan orang lebih membiarkan pikiran memerintah prilaku sehari-hari.

“Padahal,pikiran hanya menilai hitam dan putih,atau salah dan benar saja.Jika pikiran yang menguasai Farida saat itu,tindakannya meninggalkan karier yang sedang gemilang itu seperti tak masuk akal.Melepas gaji selangit demi menekuni yoga?padahal justru kata hatilah yang akan menuntun seseorang ke jalan yang tepat.Buktinyakini Farida bisa menemukan kebahagiaanya dan juga tetap mendapat penghasilan,”lanjut Nunu.Farida mengakui,banyak teman sekerjanya yang sebenarnya juga merasakan tekanan yang nyaris tak tertahankan.”Namun mungkin mereka bertahan karnatelah berkeluarga,jadi terpaksa harus bekerja untuk hidup.Mereka Memilih melewatkan kebahagiaan,demi mendapatkan kenyamanan lewat uang yang bisa membeli semua yang mereka inginkan,”ungkap Farida,yang sampai saat ini masih melajang.

GEDE PRATAMA,ispirator dan motivator terkenal,mengungkapkan,saat ini kebahagiaan adalah komoditas yang dicari atau di beli.Kemanapun akan di kejar,berapapun harganya akan di beli.”Ada yang membelinya lewat mobil baru,rumah bagus,barang bermerk,bahkan oprasi plastik.Ada juga yang mencarinya lewat jabatan,nama terkenal,dan nama baik.Namun,kebahagiaan yang di cari di luar akan bersifat dating dan pergi dengan mudahnya,seperti gelembung sabun,lanjut Gede.

KURANG SATU MENGHAPUS YANG LAIN

Model dan presenter Susan Bactiar (33) juga pernah merasakan ketidakbahagiaan dalam hidupnya.Hingga tiga tahun pernikahan,ia dan suaminya( yang sama-sama dinyatakan sehat)belum di karuniai anak.

“Saya merasa sudah melakukan segalanya,seperti ke dokter dan berdoa.Beberapa kali ikut program memiliki anak juga gagal,sementara saat itu para sahabat dan kerbat yang belakangan menikah,satu demi satu sudah memiliki anak.Saya resah,bahkan merasa di hokum oleh Tuhan karna kesalahan yang saya tidak ketahui,”kata Susan,yang sempat mogok ke gereja.

Menurut Gede,hidup ini sebenarnya sudah sempurna.Manusia yang memiliki banyak keinginanlah yang membuat hidup mereka seolah seba kekurangan.Penyebap paling dominan dari ketidakbahagiaan memang berasal dari diri sendiri.Faktor-faktor dari luar hanya memperkuat factor dari dalam.

“Orang merasa tak bahagia karena selalu ‘berkelahi’dengan diri sendiri dan kehidupan.Mereka merasa tidak puas dan tidak menerima kenyataan.Apalagi jika keinginan itu selalu di bandingkan dengan kehidupan orang lain,sehingga memunculkan rasa tidak bahagia dan ketidakadilan.Membandingkan boleh saja,tetapi jangan selalu melihat ke atas,sesekali juyga perlu membandingkan ke bawah,” ujar Gede.

Hal Itulah yang kemudian dilakukan Susan.Membandingkan hidup dengan orang lain,namun kea rah sebaliknya,akhirnya berhasil menjadi titik balik positive,yang membuat Susan kembali menemukan kebahagiaan.Saat itu Susanm terpilih membawakan acara televise yang menayangkan liputan tentang kekerasan dalam rumah tangga,ibu yang kehilangan anak,atau seseorang wanita yang terbuang akibat hamil di luar pernikahn.

“Setelah membaewakan acara itu,saya kembali bersyukur,bahwa saya masih memiliki banyak keberuntungan.keluarga yang baik,rejeki yang mudah,dan orang-orang yang mencintai saya,”ungkap Susan.Kesadarannya itu makin bulat saat ia menerima nasihat yang menyentuh dari seseorang,bahwa pintu untuk memiliki anak mungkin memang belum terbuka,namun Tuhan membukakan pintu-pintu kebahagiaan yang lain baginya.

“Kini sudah lima tahun saya menikah dan belum punya anak.Meskipun tetap berusaha dan selalu merindukan bayi,saya sudah bisa tenang.Bahkan jika Tuhan tidak mengizinkan saya punya anak pun,saya telah menerima kenyataan itu,”ujar Susan,yang melimpahkan kasih sayangnya dengan menyayangi para keponakan,anak-anak sahabatnya,serta murid-murid mungilnya.

Bila Susan akhirnya menemukan kembali kebahagiannya dengan cara mensyukuri keberuntungannya yang lain,hal yang sama juga terjadi pada Rossa(29).Penyanyi Mungil ini tengah di landa badai rumah tangga ketika suaminya,Yoyok,drummer group band Padi,’tertangkap basah’oleh media massa sedang berduaan dengan wanita lain.

“Saya berusaha tetapbahagi.Karena,sebelumnya saya sudah begitu banyak di limpahi keberuntungan,”ujarnya.Ia juga tidak mau 100% menyalahkan sang suami,karena ia merasa dirinya juga memiliki andil dalam kekisryhan rumah tangganya,meskipun tidak secara langsung.

Menurut Gede,manusia harus selalui siap menerima perubahamnya.”Biasanya,kita mencintai seseorang karena kesempurnaan-kesempurnaanya.Padahal,kesempurnaan pada diri manusia selalu berubah.Kekecewaan pasangan terjadi karena ia tidak siap menerima perubahan-perubahan tersebut.Bahkan,kalau bisa,kesempurnaan itu berjalan terus,”ujar Gede.

Menurut Nunu,banyak orang beranggapan bahwa setiap hari ia akan berhadapan dengan berbagai peristiwa yang mengecewqakan,atau yang membahagiakan.”Padahal,tidak ada yang membuat kita kecewa atau bahagia,kecuali diri kita sendiri.Jika kita kecewa terhadap sesuatu atau seseorang,itu adalah keputusan kita sendiri untuk merasa kecewa.Begitu juga ketika kita memutuskan merasa bahagia menerima berbagaiperistiwa,maka kita akan berbahagia.Manusia bebas memilih untuk kecewa maupun berbahagia”

Gede menambahkan,kebanyakan orang tidak menyukai kesedihan dan mencintai kesenangan.padahal kesenangan tak mengajarkan apapun.Nunu mengatakan hal senada.”Seseorang harus memiliki skill untuk mengdapi cobaan.Semua yang tak menyenangkan adalah guru kehidupan.Hidup adalah sebuah siklus,ada masa-masa gelap,ada saat-saat terang.Contohnya,saat suami bermasalah,anggap saja anda sedang menghadapi malam yang gelap.Kalau anda bisa bersabar,malam akan berganti pagi yang membawa terang lagi.”Lanjut Nunu.

BAHAGIA BISA DILATIH

Gede berpendapat,untuk mersa bahagia,butuh latihan dan disiplin.Caranya,dengan merasa cukup pandai bersyukur.”manusia boleh saja punya target,tetapi tak bisa menentukan sesuatu,jika sudah mempu menerima hal itu sebagai kenyataan,hidup akan tersa lebih ringan,dan anda bisa menghadapi setiap kejadian seperti air yang mengalir”uncap Gede.

Titi DJ (41) ,Penyanyi yang memiliki kisah hidup berliku,baik dalam karier maupun perkawinannya,mengaku selalu mersa berbahagia.”Saya bisa berbahagia,mungkin justru karena tidak pernah memilki target yang muluk-muluk dalam hidup.Bahkan,jika ada rencana yang tidak tercapai,saya bisa menundanya,”katanya santai

Titi mengaku dirinya sangat fleksibel.Ia bisa menerima kekurangan-kekurangan orang-orang di sekitarnya,selama masih bisa di toleransi

“Sedapat mungkin saya tidak memaksakan kehendak saya kepada suami,anak-anak,serta orang-oran yang bekerja sama dengan saya,”ujar wanita yang tahun ini baru saja melangsungkan pernikahan yang ketiga dengan Noviar Rahmansyah atau ovie,seorang gitaris group band Rif.Tentang dua pernikahannya yang kandas,Titi mengaku telah mencoba semaksimal mungkin mengatasinya.Berdoa,diakui Titi juga membantu proses dirinya menerima apapun yang tyerjadi dalam hidup.

“Daat ini saya mengorbankan keinginan memiliki anak lagi.Alasannya,jika saya hamil,pusat perhatian akan beralih pada saya,Setelah melahirkan,perhatian beralih pada si bayi.Padahal kami pun membutuhkan waktu untuk saling menyesuaikan diri sebagai keluarga baru,”ujar Titi ,yang menyatukan 4 anak yang dibawanya dari hasil pernikahannya terdahulu,dengan 2 anak dari Ovie.

Dari pada mengejar keinginan pribadi,Titi memilih menikmati banyak hal yang sudah di milikinya.”Salah satunya,karier menyanyi,dan anak-anak yang lucu.Saya juga bersyukur memiliki mantan-mantan suami yang baik,sehingga tak memiliki masalh berkepanjangan setelah bercerai,”ungkap Titi,yang tiap hari memotivasi dirinya untuk berbahagia,agar bisa memberikan kebahagian untuk keluarganya.

Mensyukuri yang ada juga dilakukan Rossa.”Saya bersyukur memiliki keluarga yang sangat mendukung dan mencintai saya,teman-teman yang menyenangkan,bahkan memiliki mertua dan kakak-kakak ipar yang baik.Dan rasa syukur saya tak ada habisnya setiap kali melihat Rizki,”ujar Rossa,yang matanya berbinar saat menceritakan buah hatinya yang kini berusia 11 bulan.Sembari tetap menjajaki beberapa kemungkinan untuk mengtasi masalah rumah tangganya,setiap hari Rossa berusaha membuat dirinya berbahagia.”Jika sedang dirumah,pagi-pagi saya sudah menelepon Rizki,yang diasuh ibu saya di sumedang.Kemudian berleha-leha sambil menonton DVD.Saya juga kerap janjian dengan teman-teman untuk bertemu,”kata Rossa,yang mengaku bahwa kesibukannya yang amat padat sebagai penyanyi justru membuatnya amat bahagia,karna bisa menghibur orang lain.

Farida juga menikmati setiap detik dalam hidupnya.”Wanita akan sempurna jika merasa Happy dengan diri sendiri,dan bisa menjadi teman untuk diri sendiri.Tak ada di dunia ini yang membuat kita bahagia kecuali diri sendiri,”ungkap farida ,yang dulu tak jauh berbeda dengan orang lain,memiliki sekian banyak target hidup.Perasaan ingin dipandang hebat,menginginkan status social yang tinggi adalah beberapa hal yang harus di kejarnya.

“Padahal,jika dituruti,keinginan manusia tak akn ada habisnya.Saya kini memilih hidup sederhana.Baju yang penting bersih,makan cukup dirumah saja,dan menikmati setiap waktu yang saya miliki,”kata Farida,yang kini memiliki kebahgian yang tak terbeli bagi sebagian orang,seperti mendapatkan penghasilan dari hobinya,bisa membaca sepuasnya,bahkan tidur siang sejenak setiap hari.

Susan pun mengaku,ada kalanya dirinya merasa banyak maunya.”Jika sudah begitu,saya segera melihat ke orang-orang yang tak punya keberuntungan sebanyak yang saya miliki.Saya juga terus melatih diri untuk bersyukur.Karena,kalau tidak pernah bersyukur,saya tidak akan pernah merasa bahagia,”ungkap Susan.

Menurut Nunu,Manusia dihadapkan pada pilihan :mencari uang sebanyak-banyaknya atau mencari kebahagiaan sebanyak.”Namun,sesungguhnya kekayaan tidak akan memberikan kebahagiaan sejati,karena semua yang mencarinya tidak akan mencarinya tidak akan menemukan ujungnya,tidak akan ada habisnya,”Lanjut Nunu.

Karena itu,”jika menginginkan kebahgiaan yang lebih kekal,carilah sumbernya dari dalam.Lewat persahabatan kehidupan,mencintai orang-orang di sekitar,dan rasa syukur yang dalam.Sebab sekaya apapun seseorang,batinnya akan tetap tersa ‘miskin’jika tidak juga merasa kecukupan,”ujar Gede,yang berpendapat,puasa adalah salah satu cara melatih ‘rasa cukup’untuk tubuh dan pikirannya.

“Bahagia itu gratis,tak perlu dicari,dan ada di sekitar kita.tentunya asalkan kita mau meningkatkan kualitas bersyukur.Hidup dengan rasa syukur di hati adalah jalan pintas menuju kebahagiaan lahir batin,”ujar Nunu.

Erbe Sentanu

MANAJEMEN IKHLAS UNTUK BERBAHAGIA

Virus affluenza tak hanya menyerang kaum berada.Jikatak punya perasaan bersyukur,siapapun bisa di serang affluenza dalam bentuk yang berbeda-beda.Orang miskin pun akan di ganggu rasa tidak bahagia kalau ia selalu iri dan cemburu pada orang kaya.

Delapan puluh lima persen orang yang datang kepada saya membawa masalah ketidakbahagiaan.Pemicu ketidakbahagiaan di masyarakat modern antara lain muncul karena kita sering takut pada hal-hal yang belum terjadi,atau menuntut diri sendiri terlalu tinggi.

Salah satu cara menghindari affluenza adalah dengan menerapkan metode ikhlas.Didalam diri kita terdapat zona nafsu dan zona ikhlas.Zona nafsu adalah wilayah hati yang dipenuhi oleh berbagai keinginan namun terasa menyesakkan .Zona ini diliputi energy rendah,berisi perasaan negative,cemas takut keluh-kesah,dan amarah.Adapun Zona ikhlas adalah zona bebas hambatan yang terasa lapang di hati.Energi yang menyelimuti zona ikhlas adalah berbagai perasaan positif yang berenergi tinggi,seperti rasa syukur dan bahagia.

Ikhlas adalah keterampilan dalam berserah diri,baik harapan keinginan,maupun kekhawatiran kepada Tuhan.Hati yang tidak ikhlas harus di atasi.Jika tidak,hati akan terus menebak-nebak,”jika punya mobil mewah,pasti hidup saya akan lengkap.Jika memiliki anak,pasti saya akan berbahagia,jika punya suami,pasti hati saya akan lebih tenang,dan seterusnya.

Ikhlas sering diartikan hannya di tujukan untuk orang-orang dalam kondisi tertentu,misalnya miskin,tengah dihantam cobaan,terpojok atau menjelang ajal.Padahal,semua orang,termasuk merka yang sudah mapan,harus terus melatih rasa ikhlas.Karena, ikhlas merupakan kompetensi tertinggi manusia yang diberikan Tuhan.

Ikhlas juga tidak berarti kita harus melepaskansemua keinginan dalam hidup.Kita tetap bisa mengejar mimpi-mimpi kita,namun,ketika kita ikhlas,di dalam hati kita akan timbul rasa syukur,sabar,focus dan tenang,selama proses menuju sesuatu yang diinginkan.karena dalam keikhlasan,kita akan menyerahkan semua keputusan pada tuhan,meski tetap wajib berusaha.

Rasa ikhlas bisa terus dipelihara,jika kita mampu menjaga diri dari beberapa hal,misalnya tidak ngotot ingin diakui dan dipuji,dan menghindari orang-orang yang dipenuhi rasa takut,marah,serta mudah mengeluh dan putus asa.

1 komentar: