Kamis, 05 Agustus 2010

Daily Motivation

Banyak orang tidak sadar betapa pentingnya mengatur emosi, perasaan dan berkomitmen pada diri sendiri sebagai “freeman” di pagi hari. Ia membiarkan saja sepanjang hari itu berkembang menjadi hari yang buruk. Kebiasaan bergadang di malam hari dapat menyebabkan seseorang bangun kesiangan dan karena itu ia mempersiapkan diri untuk memulai aktivitas dengan tergopoh-gopoh. Meneriaki anggota keluarga lain yang masih menggunakan kamar mandi, memburu-buru anak-anaknya untuk cepat-cepat mandi, mengenakan seragam dan naik ke mobil. Sarapan sehat di rumah? Lupakan saja!
Ada pula orang yang terjebak dalam kerutinan, burnout. Ketika matanya terbuka di pagi hari, problem, orang-orang yang tidak disukai, kesusahan-kesusahan kemarin-kemarin adalah hal-hal yang pertama kali diingatnya dan ingatan itu membuatnya antisipasi hal-hal buruk yang sama akan dihadapi lagi di hari yang baru ini. Tugas yang belum tuntas kemarin datang menghantuinya hari ini, menekan semangatnya hingga terpuruk.
Ada pula yang terbangun di pagi hari sambil berpikir: “Ah, hari yang sama seperti kemarin-kemarin, betapa membosankan.” Dengan kurang bersemangat ia mempersiapkan dirinya untuk berangkat ke tempat tugas. Ia akan mencoba menuruti perintah-perintah orang lain yang meskipun tidak disukainya. Merasa ia tidak bertanggung jawab dan tidak berhak untuk melaksanakan sesuatu atas inisiatifnya sendiri, meskipun itu adalah suatu perbuatan sepele, seperti senyum yang dapat dilakukan sambil menjalankan tugasnya.
Sebagian kecil orang merasa cukup beruntung karena ia memiliki alasan untuk bangun pagi dan menemukan cukup energi untuk berangkat ke tempat tugas. Walaupun demikian tidak selalu ia dapat menjadi tuan atas dirinya sendiri. Terkadang ia merasa tersiksa duduk mendengarkan omelan bosnya yang dapat berlangsung berjam-jam, dan terkadang ia harus memaksakan senyum tetap tersungging ketika pelanggan melancarkan kritik pedas. Terkadang ia harus menghadapi kebawelan benda-benda mati seperti mobil yang ngadat di tengah jalan, komputer yang terinfeksi virus dan anak buah yang cuti mendadak karena alasan pribadi. Pendek kata ia merasa terpaksa melakukan kehendak orang lain.
Teman saya, sangat ingin menjadi pribadi excellence di tempat kerja. Ia ingin menghindari konflik di tempat kerja, karena itu teman saya berdoa sepanjang perjalanan ke kantor: Tuhan, jadikan aku orang yang sabar! Berulang-ulang. Tetapi ketika tantangan datang, teman saya tak sanggup mengendalikan ledakan kemarahannya. Setelah hal-hal negatif menyusul sebagai akibat dari kemarahannya yang tak terkendalikan, teman saya menyesali Tuhan. Mengapa Tuhan tak mengabulkan doanya? Bukankah permintaannya sangat sederhana dan patut?
Bagaimana dengan Anda?
Bersyukur
Barangkali Anda ingin tahu apa yang saya lakukan setiap pagi? Inilah yang saya lakukan: Saya mulai dengan bersyukur. Pada awal mula mempraktekkan kebiasaan ini, saya hanya bersyukur atas 5 hal sederhana, tetapi sekarang saya sangat mudah menemukan berpuluh-puluh hal yang dapat saya syukuri. Dan seperti yang saya katakan kepada teman saya, Tuhan tidak akan menjadikan kita sabar kalau kita sendiri tidak menginisiatifkannya dan menjadikannya sebagai perilaku kita. Tetapi saya yakin Tuhan pasti bersuka cita menerima pujian dan syukur kita. Sekali lagi saya katakan: Mulailah bersyukur, temukan 5 hal yang dapat Anda jadikan sebagai alasan untuk bersyukur, misalnya:

1.
bersyukur karena bangun pagi dengan badan yang sehat,
2.
bersyukur ketika bangun pagi sekeliling kita dalam keadaan aman dan damai, bersyukur bahwa hari yang baru ini kita memiliki kesempatan untuk melakukan (apapun yang kita lakukan untuk mencari nafkah) dengan lebih baik daripada kemarin, bersyukur kita memiliki kecukupan,
3.
bersyukur karena orang-orang yang kita kasihi dalam keadaan baik, sehat sentosa,
4.
bersyukur atas air bersih untuk mandi,
5.
bersyukur atas udara yang kita hidup,
6.
bersyukur atas senyum manis yang diberikan oleh anak-anak kita
7.
bersyukur.....(bukankah mudah menemukan lebih dari 5 alasan untuk bersyukur?

Pikiran yang dipenuhi oleh puji syukur tidak ada tempat untuk emosi-emosi negatif seperti amarah, khawatir, penyesalan dan lain-lainnya.
Intensi Harian
Setelah Anda mengucapkan syukur-syukur Anda, buatlah intensi harian. Hari baru Anda mungkin bukan hari istimewa, bisa saja apa yang akian Anda lakukan hari yang baru ini adalah hal-hal rutin seperti kemarin-kemarin, biarpun begitu Anda tetap dapat menjadikannya menjadi hari yang lebih baik. Ingat-ingatlah apa yang akan Anda lakukan hari ini, misalnya pekerjaan Anda menemui pelanggan. Setelah itu ucapkan kalimat-kalimat di bawah ini dengan suara cukup keras, disertai dengan penjiwaan, dan bersemangat. Lebih baik lagi jika Anda dapat mengajak pasangan, anak-anak untuk saling mendengarkan intensi harian masing-masing. Kalau tidak bisa, lakukan di depan cermin.
Intensi saya hari adalah menjadi pendengar yang baik bagi pelanggan-pelanggan perusahaan kami. Saya ingin memberikan pelayan yang excellence kepada pelanggan-pelanggan saya. Membantu mereka mencari solusi terbaik dari produk atau jasa yang akan saya jualkan kepada mereka. Saya berkomitmen untuk berlaku jujur, trustworthy dalam menjalankan bisnis.
Saya mau menikmati lagu-lagu kesukaan saya dalam perjalanan ke tempat pelanggan dan selalu mengucapkan terima kasih sambil tersenyum kepada siapa saja yang hari ini memberikan pelayanan kepada saya, sesepele apapun pelayanannya.
Intensi membuat Anda fokus pada apa yang akan Anda lakukan hari yang baru ini. Komitmen mengekspresikan nilai luhur yang Anda junjung tinggi. Sedangkan kata mau menguatkan posisi Anda sebagai manusia berkehendak bebas. Anda mau melakukan ini dan itu karena itu baik dan pantas Anda lakukan, Anda tidak menunggu keadaan memaksa atau perintah orang lain. Dengan kata lain Anda adalah tuan. Mau menikmati mengaktifkan pikiran unconscious untuk bergembira.

Cobalah Anda melakukan apa yang saya sarankan di atas, saya yakin Anda akan menemukan perubahan dalam diri Anda. Anda akan merasa damai, terlepas konflik dengan orang lain, tetap enjoy meskipun berkendaraan melalui jalan-jalan macet dan orang-orang di sekeliling Anda akan terpengaruh oleh energi positif yang dipancarkan Anda sehingga orang-orang di sekeliling Anda akan bereaksi positif.
Bersyukur dan intensi harian yang dilakukan terus-menerus akan membuat jiwa kita tentram.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar