Senin, 09 Agustus 2010

Panas Api Kebakaran Gak Kerasa

Panas yang sangat tinggi itu terasa hanya seperti udara ’panas’ biasa saja, saya dengan tenangnya mengambil air kolam ikan di belakang rumah dan menyiram rumah saung di atas kolam ikan, yang sedang terbakar hebat.

Saya terus menyiram rumah saung yang mendapat siraman api dari kebakaran sebelah rumah, agar apinya tidak merembet ke tempat lain. Saking besar apinya, akhirnya saung berukuran 2×2 meter itupun lenyap he..he.. Perjuanganpun selesai dan api tidak merembet ke rumah utama, yang bisa berakibat merembet ke rumah tetangga lainnya.

Merenung Bingung setelah selesai kebakaran…

Kok, saya bisa tidak merasakan panas yang membara? Padahal seluruh rumput, tanaman dan pepohonan disekitar kebakaran menjadi kering kerontang, akibat hawa sangat panas yang ditimbulkan dari kebakaran di sebelah rumah, yang saking hebat kobaran apinya, diperlukan 7 pemadam kebakaran untuk meredamnya, walau hanya 1 rumah dan 1 buah pabrik home industri yang terbakar hangus.

Saya tidak tertarik membahas mengapa bisa terjadi kebakaran, mengapa apinya bisa sangat besar dan sulit dipadamkan? Namun, saya lebih tertarik pada:

1. Kok, saat itu saya bisa tidak terlalu merasakan panas api, yang sangat besar di sekitar saya.
2. Kok, saya sepertinya sudah tahu akan ada bencana besar yang terjadi.

Sehingga, beberapa hari sebelum kejadian, saya seperti ditarik oleh sebuah kekuatan dalam diri ini, untuk melakukan meditasi, kontemplasi dan puasa. Yang saya sendiri tidak tahu apa tujuannya. Saya hanya ikuti hati saya saja…

Sungguh, sebuah pengalaman batin yang sulit dijelaskan… Namun, saat bertemu dengan salah satu Guru saya, Bpk Tjokorda Gde Rai di Ubud, Bali, awal Maret 2009 lalu, yang tujuan awalnya adalah ingin mengucapkan selamat ulang tahun ke beliau, mulai terkuak sedikit pertanyaan saya, yakni yang disebut dalam bahasa Bali adalah Taksu atau awam menyebutnya…

Intuisi… (sebenarnya gak tepat juga sih…)

Sesuatu kekuatan yang ada di dalam diri kita (Unconscious), yang bisa kita dengar, kita lihat, kita rasakan, saat kita sadar atau menyadarinya. Duh, agak sulit menjelaskannya ya… Gak apa2, deh. Anggap aja ini penjelasan gaya saya, dari pengalaman saya sendiri, bukan dari text-book. Jadi, bisa jadi berbeda dengan penjelasan orang lain…

Saya sering berdialog dan ngobrol dengan Unconscious saya, demikian juga Unconscious saya sering menyampaikan sesuatu untuk saya. Seperti teman dalam diri saya, seperti Jimmy jangkrik-nya si Pinokio he..he..

Nah, karena saya sering bertanya, jadinya kami seperti sering ngobrol aja, kayak sahabat akrab, kembaran atau… Dan, saat sebelum terjadinya kebakaran besar di sebelah rumah saya, Minggu, 1 Maret 2009 sekitar jam 01:30, kamipun makin sering berdialog. Dan, sayapun sering dapat…

Bocoran info…

Saya diberi ”firasat” akan terjadi sebuah bencana besar di sekitar saya, seperti energi marah yang sangat besar, seperti energi emosi tinggi, yang saya tidak tahu apa’an. Intuisi saya mengajak saya untuk menyumbangkan uang hasil pelatihan di beberapa tempat, khususnya hasil dari kelas pelatihan yang sifatnya pelayanan.

Awalnya, saya cukup ”protes”. Wong, duit hasil pelayanan tidak seberapa, kok malah disumbangkan lagi semuanya… Rugi dong gue he..he.. demikian gumam saya. Namun, itu hanyalah sebentar, dan belajar dari pengalaman, akhirnya selalu saya akan ikuti intuisi ini, panggilan hati ini, suara ini atau apapun namanya… Dan, saat terjadi…

Kebakaran besar

Saya bisa sangat dan sangat tenang… Saya bisa sangat tenang melakukan hal berikut:

- mengungsikan semua anggota keluarga

- membereskan semua surat-surat penting

- mengatur orang-orang yang panik

- menelpon Radio Sonora untuk laporan

- bahkan, sempat merekam kebakaran dengan kamera video

Bahkan (lagi) tanpa disangka, kegiatan saya memadamkan api, terekam oleh kamera video saya he..he.. seru banget nontonnya… Karena setelah kejadian, saya sendiri masih bingung dari mana keberanian saya untuk masuk kembali ke dalam rumah dengan tenang saja, dimana di bagian belakang rumah sedang terbakar hebat.

Ada hal yang menjadi pengalaman menarik yakni saya minta maaf dengan api yang besar tersebut, ngobrol dengan api, berdamai dengan api dan minta ijin dulu sebelum memadamkannya, alkisah api yang sedang membakar belakang rumahpun bisa menurut dan padam hanya dengan 2 siraman ember air…

Aneh, tapi itulah yang terjadi… Dan, kebakaran lebih besarnya dapat dihindari… karena 2 titik sumber api yang bisa membakar rumah, dapat dipadamkan…

Baiklah, yang ingin saya sharingkan dalam artikel ini adalah apakah semua orang bisa melatih intuisinya? Mestinya ”Ya”, lalu bagaimana melatihnya? Pasti bisa dilatih, bukan? Saya sangat meyakininya dan…

Bagaimana melatih kepekaan Intuisi?

Saya tidak tahu persis apa dan bagaimana saya melatih intuisi saya. Yang bisa saya bagikan adalah apa strategi yang sering lakukan untuk melatih kepekaan ini. Salah satunya adalah puasa.

Puasa

Berbagai macam puasa, pernah saya lakukan. Salah satu favorit puasa saya adalah hanya makan nasi putih atau vegetarian, belum tahu jelas apa hubungannya dengan intuisi, saya juga nggak tahu. Wong, namanya juga sharing he..he..

Fokuskan Pikiran

Setelah saya belajar NLP, dalam 6 tahun ini, makin sangat sering saya melatih VAKOG saya secara rutin. Selalu saya sempatkan melatih salah satu alat indra ini. Idenya sederhana saja, tidak perlu latihan khusus, misal: saya melatih VISUAL dengan mengamati sesuatu yang menarik perhatian, kadang saya gunakan kamera digital untuk mengabadikannya.

Saya melatih AUDIOTORI dengan mendengarkan bunyi tertentu, bahkan saya sering melatih untuk mendengar orang ngobrol di jarak yang jauh, seru sih karena sering salah arti he.. he…

Saya melatih KINESTETIK hanya sekedar merasakan nafas masuk, nafas keluar saja.

Saya melatih O dan G (lupa tulisan tepatnya) dengan hanya minum tanpa tambahan perasa, misal teh pahit, kopi pahit dan minuman lainnya yang asli. Juga mencium wangi bunga atau wangi lainnya yang masih asli…

Lakukan dengan rutin dan teruslah melatihnya. Itu saja kuncinya. Saya lebih tertarik untuk latihan menempa diri ini dengan ilmu NLP yang saya pelajari, dari pada berdiskusi tentang NLP itu sendiri. Berikut ini, mungkin sederhana sekali yaitu…

Berdoa

Hal lain yang rutin saya lakukan adalah berdoa, kapan saja, dimana saja. Saya tidak ingin ada waktu yang terlepas dari doa, tidak perlu waktu khusus, tapi saya usahakan kapan saja, bahkan saat menulis artikel ini, pada jam 00:10. Ada dorongan yang sangat kuat untuk berbagi cerita ini…

Baik juga Anda melatih intuisi ini dengan melakukan Dzikir, Wirit, Meditasi, Rosario, Mantra atau apapun yang sesuai dengan Iman Keyakinan Anda, karena saya tidak berbicara dalam konteks agama, namun saya meyakini dan dapat menjelaskan prosesnya dalam struktur NLP, semuanya yang saya sebutkan tadi, sungguh sangat berguna dalam melatih intuisi… Perbanyaklah, perkuatlah, lakukan terus menerus saja… sehingga akan membuahkan hasil…

No Mind

Pikiran kita berhenti berpikir dan membiarkan diri ini bergerak, berjalan, berkarya mengikuti panggilan hati, mungkin juga panggilan Jiwa, karena saya belum tahu dengan jelas mana Hati, mana Jiwa…

Saya hanya terus melatih diri agar pikiran berhenti berpikir. Itu saja kunci membuka potensi intuisi ini, semoga benar…

Jimbaran, Bali, 2 Maret 2009

Krishnamurti – Mindset Motivator

Tidak ada komentar:

Posting Komentar