Rabu, 11 Agustus 2010

Kata Penyemangat Hidup

“Saya jomblo, jobless & merasa pesimis meraih cita2 karena hidup saya penuh dengan keterbatasan”

Demikian SMS dari Si, Tangerang. Lainnya dari Gun, Jakarta: “Saya merasa galau dgn masa depan saya”

Wa, Cilacap: “Mas,kenapa saya sangat takut menghadapi kenyataan yang saya alami..?”

Di, Yogya: “Saya kok masih sulit ya melupakan kata2 orang yang telah menyakiti hati saya.. Masih terngiang-ngiang ditelinga..”

Ne, Bandung: “Mas Sudah 1 tahun ini saya mengalami kekecewaan, 6 bln terahir saya sangat tertekan dgn keadaanku, hidupku terasa hampa. Saya ingin bangkit dr semua ini”

Demikian sebagian SMS dari puluhan SMS, yang masuk ke redaksi Radio Sonora, pada sebuah acara Terapi Musik yang saya pandu setiap Minggu malam jam 22:00-24:00. Kebetulan malam itu, saya membebaskan para pendengar untuk mengirimkan keluhan atau masalah apa saja yang ingin disampaikan.

Saya ingin mengajak para pendengar untuk menyelesaikan masalah mereka sendiri, mereka hanya sedang keluar fokus dari tujuan utama dalam hidup ini saja. Makanya, saya mengajak para pendengar untuk…

Kembali Fokus pada tujuan hidup di dunia ini

Jika kita fokus pada masalah, maka hidup kita akan menghasilkan masalah. Jika kita fokus pada kesedihan, maka energi kesedihan akan terus membesar dalam diri kita. Salah satu pembimbing saya, Bapak Col. Haji Izaidin dari ABC Malaysia selalu menasehati saya dengan kalimat demikian:

Anything you give energy to, will grow…

Nah, jika kita fokus pada tujuan hidup, maka masalah hiduppun akan menjadi kecil. Atau, mungkin kita abaikan saja karena ada tugas yang lebih besar menanti diri kita. Mungkin Anda pernah bertanya ke dalam diri dengan kalimat reflektif berikut ini:

“Bila hari ini adalah hari terakhirku di dunia ini,

sebagai apa aku ingin dikenang dalam hidup ini?”

Pertanyaan yang sama pula, yang saya tanyakan kepada seluruh peserta pelatihan Quantum TranceFormation pada malam ke 3 dengan cara silentium (tapa bicara) sampai esok pagi. Lucunya, dipagi hari banyak peserta senyum-senyum sendiri, wajah berseri-seri, tertawa lepas dan sangat rileks. Seperti ada sesuatu yang terlepas dalam diri ini, tapi tidak tahu apa yang terlepas he he… Ya, memang Alam Bawah Sadar Manusia…

Bekerja dengan cara yang unik

Kita tidaklah terlalu perlu memahami cara kerjanya, karena memang luar biasa mengagumkan. Yang perlu kita kuasai adalah cara berkomunikasi yang terbaik dengan Alam Bawah sadar anda sendiri, seperti memberikan pertanyaan yang pas untuk diri kita sendiri, lalu merasakan hasilnya yang luar biasa dalam diri kita. Ya, sungguh mengagumkan hasilnya.

Nah, berikut ini adalah salah satu ide yang saya sudah lakukan sendiri selama bertahun-tahun, yakni hanya dengan teknik sederhana yaitu…

Kalimat pertanyaan refleksi diri

Sebuah kalimat yang bisa menimbulkan SEMANGAT yang besar, energi yang BOOM, suara yang menggelegar, tenaga yang tiada habisnya untuk terus berkarya, berbagi, bergerak, berjalan, berlari bahkan terbang kemanapun yang saya inginkan. Semoga bisa pas juga untuk Anda…

Ide ini sangatlah sederhana, bahkan sangatlah mudah. Namun, perlu waktu untuk mendengarkan jawabannya, perlu keheningan untuk memahaminya, perlu kepekaan untuk menangkapnya. Ide ini adalah bertanya ke dalam diri dengan pertanyaan yang juga sangatlah sederhana, yakni:

“Bila hari ini adalah hari terakhirku di dunia ini,

sebagai apa aku ingin dikenang dalam hidup ini?”

Atau pertanyaan temannya boleh juga demikian:

“Bila hari ini adalah hari terakhirku di dunia ini,

Apakah aku sudah melakukan yang terbaik dalam hidup ini?”

Artinya, Anda boleh bertanya dengan pertanyaan lainnya sesuai keperluan Anda sendiri. Amati hasilnya, bisa lompatan, bisa konflik, bisa bingung, bisa makin hebaaaat… Sekarang Anda mungkin bertanya, pertanyaan itu kan biasa saja, lalu…

Lalu, apanya yang berbeda?

Nah, yang ingin saya bagikan adalah teknik bertanyanya yang berbeda, yakni demikian:

Coba rasakan sendiri “akibat” dari pertanyaan yang sederhana ini, dengan cara yang sedikit berbeda…

1. Siapkan diri Anda setenang mungkin, sehening mungkin, sediam mungkin, sesunyi mungkin. Boleh dengan cara apapun, yang penting pas untuk situasi Anda, seusai dengan diri Anda, sehingga mudah melakukannya… Misalnya:

a. Anda tidur dulu, lalu bangun pada tengah malam. Hati-hati kebablasan “ngorok”-nya he he…

b. Duduk berdiam diri, memandang cahaya bulan, melihat cahaya lilin yang diletakkan di depan Anda.

c. Menikmati musik, mendengarkan bunyi-bunyian tertentu.

2. Setelah suasana hening tercipta, barulah Anda mulai ke tahap selanjutnya, yakni mengatakan kalimat berikut ini dengan bersuara.

“Bila hari ini adalah hari terakhirku di dunia ini,

sebagai apa aku ingin dikenang dalam hidup ini?”

Dibunyikan… dengan lambat, sekitar 1/3 dari kecepatan bicara normal Anda, dengan bunyi yang perlahan saja, boleh hampir nyaris terdengar. Baik juga, kegiatan ini di rekam, agar mudah untuk dievaluasi dan diputar ulang saat mau tidur, di kemudian hari.

Jumlah pengucapan kalimat pengulangan tersebut, boleh diatur sesuai kebutuhan Anda, boleh 1.000 kali, boleh 100 kali, boleh 50 kali, boleh 30 kali, namun tidak boleh 10 kali ha ha ha… diskon melulu, kayak beli baju aja…

3. Anda boleh menekan diri Anda dengan pernyataan negative lanjutan, misalnya (juga dibaca dengan sangat perlahan dan lambat):

- Apakah aku ingin dikenang sebagai orang yang gagal?

- Apakah aku ingin dikenang sebagai seorang pecundang?

- Apakah aku ingin dikenang sebagai orang yang menyusahkan orang lain?

- Apakah aku ingin dikenang sebagai mengesalkan orang banyak?

- Apakah aku ingin dikenang sebagai sampah masyarakat?

- (boleh tambahkan contoh negative lainnya…)

- Jika bukan, lalu sebagai apa aku ingin dikenang dalam hidup ini? (lalu, biarkan Alam Bawah Sadar Anda yang menjawabnya…)

4. Terus lakukan kapanpun Anda membutuhkan. Baik juga dilakukan malam hari, sampai Anda tertidur nyenyaaak…

Nah, bagaimana menguji “program instalasi” kalimat tersebut sudah masuk dalam pikiran Anda?

Semoga (ya semoga) ada rasa yang muncul dan terbangkitkan dalam diri Anda…

Saat teknik ini dipandu di Radio Sonora malam itu, sekitar 2 sampai 3 kali, demikian respon beberapa pendengar:

Cing, Angke: “Saya jadi bisa menerima diri sendiri apa adanya dan berdamai, memaafkan diri saya atas perceraian yg terjadi dan bisa buat saya kembali menata masa depan..thx u”

Djoko Sunter: “Aku malah merasa sedih karena aku belum dapat memberikan kebahagiaan kepada orang tuaku, sebelum aku meninggalkan dunia ini”

Si, Tangerang: “Saya sedikit merasa optimis. Meskipun cuma sedikit, tapi sangat berarti. Semoga aq bisa menjalani hidup lebih baik.”

Al, Wangon: “Andai aku dah gak ada, aku ingin jadi org yang bisa di kenang sebagai orang yang berharga buat keluarga,dan aku tak menyesal bilang jadi saat terakhirku, karena aku dah mengabdikan diriku kpd Tuhan”

Ya, Palembang: “Jika hidup aku berakhir hari ini, aku ingin dikenang sebagai orang yang suka menolong sesama”

Ibu Ti, Magelang: “Jika hari ini adalah hari terakhirku, aku ingin dikenang sebagai seorang ibu biasa yang dengan cintanya mengantar anak2 menjadi orang-orang luar biasa dalam hidupku”

Saya bersyukur SMS setelah panduan latihan ini di Radio Sonora malam itu, berakhir dengan pernyataan positip yang lebih besar jumlahnya dibanding SMS keluhan yang masuk di awal acara Terapi Musik tersebut.

Dan, yakinlah semakin sering Anda lakukan teknik di atas, semakin dahsyat dampaknya dalam diri Anda. Seperti ada energi besar muncul dari dalam diri, yang tidak bisa dihentikan. Ini pengalaman pribadi saya sendiri, semoga juga demikian dampaknya untuk Anda.

Ada sebuah SMS yang sangat memotivasi dan menjadi inspirasi orang banyak, yang dikirimkan oleh:

Ari, Jakarta: “Saya adalah pasien cuci darah, saya harus bertahan hidup dengan sebuah mesin cuci darah, buat saya setiap hari mungkin adalah hari terakhir saya hidup, pesan saya buat setiap kita yang masih bisa melakukan sesuatu untuk orang lain, berikanlah hal terbaik yang bisa anda berikan..”

Thanks Ari, saya kagum dengan Anda!

Jika kita fokus pada masalah, maka hidup kita akan menghasilkan masalah. Yang mana yang selalu Anda fokuskan dalam diri Anda?

Krishnamurti

Tidak ada komentar:

Posting Komentar